Friday, April 24, 2020

Aquaponik, Solusi Kemandirian Pangan Berskala Rumah Tangga

Sahabat Farm - Sektor pangan merupakan sektor yang sangat strategis. Hal ini dikarenakan kebutuhan pangan diperlukan oleh setiap orang. Kebutuhan ini minimal bukan hanya sekali seumur hidup seperti halnya kebutuhan Papan (hunian atau tempat tinggal). Kebutuhan ini minimal juga tidak hanya 7 kali atau mungkin 30 kali seperti halnya sandang. Dimana kita memiliki 7 stel pakaian saja mungkin sudah cukup untuk setiap pekannya. Mungkin juga paling banyak 30 stel pakaian, atau bagi yang mampu dapat melebihi itu. Namun kemungkin sangat kecil jika setiap hari mengkonsumsi (belanja) pakaian untuk digunakan. Berbeda dengan dua kebutuhan tersebut yakni Sandang dan Papan. Kebutuhan pangan diperlukan setiap manusia setiap harinya. Paling minimal satu kali setiap hari, idelanya kita mengenal makan tiga kali sehari. Namun ketika kondisi pas-pasan mungkin bisa saja tidak makan, namun pastinya tidak bertahan lama. Karena pada prinsipnya setiap hari manusia membutuhkan asupan makanan untuk menunjang kesehatannya dan kehidupannya. Jika asupan ini tidak terpenuhi, akan berdampak pada kesehatan fisiknya atau bahkan kita sering mendengar mati kelaparan. Ya, inilah sebab kebutuhan pangan harus terjamin ketersediaannya.
Foto Bersama Sahabat Farm dan Dompet Dhuafa pasca Pelatihan (Dokumentasi Pribadi)
Meskipun kita menyadari kebutuhan pangan harus terjamin ketersediannya, namun kita masih sering terlupa dengan kondisi yang senantiasa mudah mendapatkannya. Kondisi tersebut kemudian berubah ketika sebuah wabah melanda. Covid-19 atau biasa dipanggil Corona ini banyak menyadarkan manusia. Menyadarkan betapa pentingnya ketersediaan pangan tetap terus terjaga. Juga mudah mendapatkan pangan yang dibutuhkan kesehariannya. Oleh karena itu kemudian kami bersama dengan Dompet Dhuafa bekerja sama mengadakan pelatihan pembuatan Aquaponik demi melatih masyarakat agar mandiri memproduksi pangan meskipun skala rumah tangga. Mari kita menelisik data sejenak sebelum menjabarkan satu per satu kelebihan dan kekurangan model Aquaponik.
Penjelasan proses pembuatan Aquaponik oleh Aquaculture Director Sahabat Farm (Dokumentasi Pribadi)
Menurut data dari Kemenkes yang juga mengacu pada data kecukupan gizi dari WHO "masyarakat Indonesia terutama balita dan anak usia sekolah dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram per orang per hari dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400-600 gram per orang per hari. Sekitar dua pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut adalah porsi sayur". Padahal diulas oleh BPS bahwa masyarakat Indonesia rata-rata hanya mengkonsumsi sebanyak 173 gram per orang per hari. Angka ini jauh dari standar kecukupan gizi yang telah disebutkan baik oleh Kemenkes maupun WHO. Kemudian mengenai konsumsi protein bagi masyarakat Indonesia. Jumlah konsumsi protein hewani kita berdasarkan ulasan Tafshare.com  sebanyak 8% dengan rerata konsumsi daging ayam saat ini sebanyak 13 kg/kapita/tahun, daging sapi masih 2,5 kg/kapita/tahun, dan susu sekitar 11 liter/kapita/tahun yang disampaikan oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan dalam ulasan Gatra.com. Selain itu, tingkat konsumsi ikan di negeri kita baru mencapai angka 50,49 kg/kap/thn dengan target dari KKP sebesar 56,39 kg/kap/thn. Konsumsi tersebut baru mencapai sekitar 93,5% dari yang ditargetkan. Padahal disebutkan oleh Tuminga et al (1999) dalam Doktersehat.com bahwasanya konsumsi protein hewani yang ideal sebanyak 26 gram/kapita/hari atau jika kita hitung setara dengan 94,9 kg/kap/thn. Namun jika konsumsi protein hewani tadi meliputi rerata konsumsi daging ayam, sapi, ikan dan susu belum mencapai kondisi ideal sebesar 94,9 kg/kap/thn.
Salah satu peserta dan panitia saat sesi pelatihan (Dokumentasi Pribadi)
Oleh karena itu, Sahabat Farm bekerjasama dengan Dompet Dhuafa demi menyadarkan masyarakat dalam hal ini khususnya masyarakat Suryowijayan dalam menanggulangi kebutuhan pangan. Terutama dikala kebutuhan pangan semakin mendesak dibutuhkan karena saat ini sedang dilanda wabah Corona. Model Aquaponik disosialisaikan dikarenakan model budidaya ini tidak membutuhkan lahan yang cukup luas. Selain itu model ini juga dapat mensuplai kebutuhan protein hewani dalam hal ini ikan dan sayur mayur dalam hal ini yang direkomendasikan ialah Sawi, Kangkung, Pak Coy dan semisalnya. Tentunya dari model ini belum dapat mengkover seluruh kebutuhan pangan yang dibutuhkan. Namun dalam perkara ini, setidaknya dapat turut serta mengurangi kebutuhan belanja dan cepat didapatkan di dalam rumah saja. Sekiranya masyarakat telah mampu menghasilkan kebutuhan pangan secara mandiri, maka akan tercipta kemandirian pangan masyarakat yang tentunya berimbas pada ketahanan pangan suatu daerah. Mengapa aquaponik? apakah tidak terdapat solusi lainnya yang mungkin jauh lebih mudah?. Simak ulasannya di artikel selanjutnya.

Penulis
Buhairi Rifqa Moustafid